Kab,Bogor.(Lj) Semakin hari semakin banyak hal-hal
yang irasional yang kita dapat dalam kehidupan, Hal ini terjadi kepada Fredy Bayu Prakoso (23), warga asal Kampung
Jero Rante RT04/04, Desa Bendungan, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor ini harus
menelan pil pahit. Pasalnya, setelah terjatuh dari sepeda karena menabrak pohon
karet, kedua kaki anak pertama pasangan Pipih Martini dan Edi Sutrisno ini
membesar hingga mencapai bobot 25kg.
Ironisnya, lajang kelahiran 16 Desember 1989 ini harus tabah dengan penyakit tersebut selama kurun waktu 13 tahun. Bahkan, kondisi kaki Fredy saat ini sangat memperihatinkan karena mengeluarkan nanah yang berbau busuk.
Pipih (44) ibu korban menuturkan, kejadian tersebut terjadi ketika Fredy berusia 10 tahun dan saat itu tinggal bersama neneknya yang bernama Sukiyem di Desa Randu Merak, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Suatu ketika setelah fredy pulang sekolah tepatnya 10 Februari 1999 sekitar pukul 13:15 wib, Ia bersama beberapa temannya yang lain bersepeda disekitar rumah dan terjatuh setelah menabrak sebuah pohon karet berdiameter 30 cm dan mengalami luka lecet dikedua kakinya lantas luka dikedua kakinya itu pun diobati sang Nenek.
Namun, seiring berkembangnya waktu, kaki Fredy terus membengkak dan sulit untuk digerakan. Berbagai upaya pun telah ditempuh pihak keluarga, dimulai dengan perawatan medis di rumah sakit hingga menempuh jalur pengobatan alternatif hasilnya pun tetap nihil dan kakinya semakin membesar.
" Walaupun uang kami pas-pasan, tapi berbagai cara telah kami tempuh agar Fredy bisa sembuh akan tetapi apadaya hasilnya tetap tidak ada," keluh Pipih ibu korban, saat ditemui dikediamannya kemarin.
Menurut Pipih, berdasarkan hasil pemeriksaan medis di beberapa rumah sakit dan Puskesmas maupun beberapa para normal, penyakit Fredy tersebut tidak bisa diketahui penyebab utamanya dan tensi darah maupun trombositnya pun normal.
" Hasil medis dan labolatorium menyatakan kalau kondisi Fredy itu normal, dan pembengkakan kakinya ini bukan karena gigitan nyamuk Culex fatiqans yang bisa menjadi perantara penyakit kaki Gajah atau filariasis".
Ditempat yang sama, Fredy pun mengungkapkan rasa pasrahnya terhadap penyakit aneh yang dideritanya tersebut. Walapun terbersit sebuah keinginan untuk hidup normal layaknya orang lain. Namun, kondisi kesulitan ekonomi yang melilit keluarga pasca perceraian kedua orang tuanya itu, membuat dirinya harus tetap tabah.
" Saya pasrah mas, ini mungkin sudah nasib walaupun sebenarnya pengen sembuh dan hidup normal," ucapnya, seraya menitikan air mata.
Fredy sendiri saat ini tinggal bersama Ibunya di Kampung Jero Rante, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor semenjak dua tahun lalu. Infromasi terakhir yang dihimpun Lingkar Jabar, pada Kamis 7 Maret 2013 nanti Fredy akan memeriksakan kembali penyakit anehnya tersebut ke RSUD Ciawi.Yus
Ironisnya, lajang kelahiran 16 Desember 1989 ini harus tabah dengan penyakit tersebut selama kurun waktu 13 tahun. Bahkan, kondisi kaki Fredy saat ini sangat memperihatinkan karena mengeluarkan nanah yang berbau busuk.
Pipih (44) ibu korban menuturkan, kejadian tersebut terjadi ketika Fredy berusia 10 tahun dan saat itu tinggal bersama neneknya yang bernama Sukiyem di Desa Randu Merak, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Suatu ketika setelah fredy pulang sekolah tepatnya 10 Februari 1999 sekitar pukul 13:15 wib, Ia bersama beberapa temannya yang lain bersepeda disekitar rumah dan terjatuh setelah menabrak sebuah pohon karet berdiameter 30 cm dan mengalami luka lecet dikedua kakinya lantas luka dikedua kakinya itu pun diobati sang Nenek.
Namun, seiring berkembangnya waktu, kaki Fredy terus membengkak dan sulit untuk digerakan. Berbagai upaya pun telah ditempuh pihak keluarga, dimulai dengan perawatan medis di rumah sakit hingga menempuh jalur pengobatan alternatif hasilnya pun tetap nihil dan kakinya semakin membesar.
" Walaupun uang kami pas-pasan, tapi berbagai cara telah kami tempuh agar Fredy bisa sembuh akan tetapi apadaya hasilnya tetap tidak ada," keluh Pipih ibu korban, saat ditemui dikediamannya kemarin.
Menurut Pipih, berdasarkan hasil pemeriksaan medis di beberapa rumah sakit dan Puskesmas maupun beberapa para normal, penyakit Fredy tersebut tidak bisa diketahui penyebab utamanya dan tensi darah maupun trombositnya pun normal.
" Hasil medis dan labolatorium menyatakan kalau kondisi Fredy itu normal, dan pembengkakan kakinya ini bukan karena gigitan nyamuk Culex fatiqans yang bisa menjadi perantara penyakit kaki Gajah atau filariasis".
Ditempat yang sama, Fredy pun mengungkapkan rasa pasrahnya terhadap penyakit aneh yang dideritanya tersebut. Walapun terbersit sebuah keinginan untuk hidup normal layaknya orang lain. Namun, kondisi kesulitan ekonomi yang melilit keluarga pasca perceraian kedua orang tuanya itu, membuat dirinya harus tetap tabah.
" Saya pasrah mas, ini mungkin sudah nasib walaupun sebenarnya pengen sembuh dan hidup normal," ucapnya, seraya menitikan air mata.
Fredy sendiri saat ini tinggal bersama Ibunya di Kampung Jero Rante, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor semenjak dua tahun lalu. Infromasi terakhir yang dihimpun Lingkar Jabar, pada Kamis 7 Maret 2013 nanti Fredy akan memeriksakan kembali penyakit anehnya tersebut ke RSUD Ciawi.Yus
0 komentar:
Post a Comment