BANDUNG(LJ)-Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat Irfan Suryanagara bersama Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan melaksanakan panen bibit kentang G2 (benih dasar) yang sudah bersertifikat dan bermutu tinggi di areal pembenihan kentang Balai Pengembangan Benih Kentang (BPBK) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat di Desa Sukamanah Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, kemarin.
Bibit kentang G2 yang telah dihasilkan oleh BPBK sampai Tahun 2012 ini, sebanyak 60 ton, naik dua kali lipat dari sebelumnya dan rencananya akan disebar kepada para penangkar/petani selama delapan bulan kedepan. Meskipun sudah mengalami kenaikan hasil panen bibit kentang G2, namun baru bisa memenuhi sekitar 10,9% dari kebutuhan benih di Jawa Barat. Dimana dalam setahun Provinsi Jawa Barat membutuhkan sekitar 25.500 ton bibit kentang G2
Setelah melakukan panen bibit kentang G2, Irfan Suryanagara besama Ahmad Heryawan didampingi Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Endang Suhendar dan Kepala Balai Pengembangan Benih Kentang Obas Firmansyah meninjau sarana dan prasarana yang ada di BPKB.
"Saya berharap sarana dan parasarana yang ada di BPKB dapat lebih dioptimalkan lagi agar dapat meningkatkan produksi bibit kentang G2 sehingga dapat memenuh ketersediaan kebutuhan bibit di Jawa Barat,"tutur Heryawan seraya berjanji akan membantu kekurangan sarana dan parasarana di BPKB dan akan diusahakan dengan menambah anggaran di dalam perubahan APBD.
Lebih lanjut Gubernur berjanji akan menaikan anggaran yang diterima oleh BPBK. Untuk Tahun 2012 BPBK menerima dana dari APBD sebesar 1,2 milyar dan dijanjikan dalam perubahan akan dinaikan sebesar Rp 6 milyar sehingga dapat meningkatkan produktifitas bibit serta untuk kemajuan dan kesejahteraan para petani kentang.
Terkait dengan kekurangan lahan yang dikeluhkan para petani, Heryawan mengatakan kedepan akan di coba dengan teknologi modern, diantaranya dengan mengunakan teknologi sistem aeroponic ( di udara) dan hydroponic (tanpa Tanah) .
Heryawan yakin, dengan sistem tersebut kapasitas produksi benih kentang G2 asal Pangalengan akan meningkat. Diharapkan dengan pemakaian teknologi pertanian tersebut selain bisa menutupi kekurangan lahan yang ada juga dapat menghasilkan benih kentang lebih banyak lagi.
Setelah meninjau sarana dan prasarana yang ada di BPKB Gubernur dan Ketua DPRD dialog dengan para Petani Kentang.Irfan menyoroti mengenai kecilnya upah yang diterima oleh para buruh petani kentang. Dalam sehari buruh tani hanya menerima upah sebesar 11.000 s/d 12.500 perhari. Menurut Irfan, dengan upah sebesar itu para buruh petani kentang akan kesulitan memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari.(FER)
Bibit kentang G2 yang telah dihasilkan oleh BPBK sampai Tahun 2012 ini, sebanyak 60 ton, naik dua kali lipat dari sebelumnya dan rencananya akan disebar kepada para penangkar/petani selama delapan bulan kedepan. Meskipun sudah mengalami kenaikan hasil panen bibit kentang G2, namun baru bisa memenuhi sekitar 10,9% dari kebutuhan benih di Jawa Barat. Dimana dalam setahun Provinsi Jawa Barat membutuhkan sekitar 25.500 ton bibit kentang G2
Setelah melakukan panen bibit kentang G2, Irfan Suryanagara besama Ahmad Heryawan didampingi Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Endang Suhendar dan Kepala Balai Pengembangan Benih Kentang Obas Firmansyah meninjau sarana dan prasarana yang ada di BPKB.
"Saya berharap sarana dan parasarana yang ada di BPKB dapat lebih dioptimalkan lagi agar dapat meningkatkan produksi bibit kentang G2 sehingga dapat memenuh ketersediaan kebutuhan bibit di Jawa Barat,"tutur Heryawan seraya berjanji akan membantu kekurangan sarana dan parasarana di BPKB dan akan diusahakan dengan menambah anggaran di dalam perubahan APBD.
Lebih lanjut Gubernur berjanji akan menaikan anggaran yang diterima oleh BPBK. Untuk Tahun 2012 BPBK menerima dana dari APBD sebesar 1,2 milyar dan dijanjikan dalam perubahan akan dinaikan sebesar Rp 6 milyar sehingga dapat meningkatkan produktifitas bibit serta untuk kemajuan dan kesejahteraan para petani kentang.
Terkait dengan kekurangan lahan yang dikeluhkan para petani, Heryawan mengatakan kedepan akan di coba dengan teknologi modern, diantaranya dengan mengunakan teknologi sistem aeroponic ( di udara) dan hydroponic (tanpa Tanah) .
Heryawan yakin, dengan sistem tersebut kapasitas produksi benih kentang G2 asal Pangalengan akan meningkat. Diharapkan dengan pemakaian teknologi pertanian tersebut selain bisa menutupi kekurangan lahan yang ada juga dapat menghasilkan benih kentang lebih banyak lagi.
Setelah meninjau sarana dan prasarana yang ada di BPKB Gubernur dan Ketua DPRD dialog dengan para Petani Kentang.Irfan menyoroti mengenai kecilnya upah yang diterima oleh para buruh petani kentang. Dalam sehari buruh tani hanya menerima upah sebesar 11.000 s/d 12.500 perhari. Menurut Irfan, dengan upah sebesar itu para buruh petani kentang akan kesulitan memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari.(FER)
0 komentar:
Post a Comment